Text
Bulan Terbelah Di Langit Amerika
“Bulan Terbelah Di Langit Amerika” menceritakan tentang seorang jurnalis wanita yang cantik bernama Hanum, dia juga harus menemani suaminya bernama Rangga sekolah di Wina, dan juga karena ada sebuah tugas dari atasannya yang bernama Gertrude Robinson untuk membuat artikel yang bertema “Would the world be better without Islam”. Artikel tersebut nantinya akan di muat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta kepada Hanum supaya mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika serikat. Narasumber tersebut merupakan para keluarga korban serangan World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 di Washington DC, New York.
Di sisi lain Rangga, yang merupakan mahasiswa S3, juga di minta bosnya yang bernama Professor Reinhard untuk pergi ke Washington, agar bisa mengikuti sebuah konferensi internasional dalam bidang bisnis. Dalam konferensi tersebut yang nantinya akan membahas dan mengetengahkan seorang filantropi dunia bernama Brown Phillipus. Awalnya Rangga menolak permintaan Professor Reinhard, namun setelah mempertimbangkan bahwa kelancaran S3 nya akan terganggu, maka dengan setengah terpaksa dia menerimanya.
Saat awal-awal Hanum dan Rangga tiba di New York, mereka sedianya akan dijemput oleh rekannya yang bernama Stefan. Namun, sebelum tiba di rumahnya, dengan jasa taksi mereka mengunjungi monumen peristiwa tragedi WTC, yang dinamakan ground zero. Setelah tiba di rumah Stefan, awal masalah pun muncul yaitu map penting yang berisi dokumen untuk bahan wawancara Hanum tertinggal di taksi. Masalah demi masalah pun akhirnya muncul yaitu bagaimana Harum menemui Azima dan Putrinya yang merupakan target wawancara Hanum, yang merupakan keluarga korban serangan WTC.
Di situlah pasangan suami istri, Hanum dan Rangga mengalami depresi sendiri-sendiri terhadap tekanan pekerjaan dan tugasnya selama di New York, ketika mereka memutuskan untuk mencari narasumber terbaik bagi tugas Hanum. Hanum bersikeras bahwa dia tidak akan menggunakan narasumber pilihan Gertrude sementara Rangga yang sangat menyayangi istrinya dan menginginkan perjalanan ke AS sebagai tamasya selain konferensi mendesak agar Hanum mengikuti kata-kata Gertrude agar mempercepat tugas berakhir.
Setelah pencarian panjang, akhirnya Hanum berhasil menemukan salah satu narasumber, yaitu Mr.Michael Jones, yang merupakan narasumber dari golongan non muslim yang kurang menyetujui adanya pembangunan masjid Ground Zero di dekat area tersebut. Kebetulan juga, Jones adalah orang yang menemukan map kuning Hanum yang tertinggal di taksi waktu itu.
Pencarian terhadap narasumber tersebut berakhir dengan susah payah, apalagi pada saat itu sedang memperingati kejadian 11 September di kompleks Ground Zero (titik runtuh gedung WTC yang saat itu masih dalam konstruksi). Dan anehnya lagi ada sebuah kerusuhan kecil terjadi dalam peringatan tersebut.
Kerusuhan itu berdampak Hanum terpontang panting di NYC tanpa paspor, sementara Rangga terlanjur menuju Washington setelah Hanum meminta untuk segera mengejar registrasi konferensi yang hampir ditutup dan selesai.
Hanum akhirnya berlindung di sebuah masjid yang dijadikan isu kerusuhan karena dibangun dekat dengan lokasi GZ dengan luka memar di tangannya. Ia bertemu dengan Julia Collins, seorang muallaf yang memiliki nama Azima Hussein dan putrinya yang selanjutnya mereka merawat Hanum di rumahnya. Rangga tak sengaja bertemu dengan Phillipus Brown dan melakukan wawancara cepat tentang mengapa Brown menjadi seorang filantropi.
Sebuah kejadian yang dialami Rangga dan Hanum secara tak terduga akan mempertemukan Jones, Julia, dan Brown dalam sebuah pertemuan manis yang menggetirkan dan memilukan ketika Brown mengisahkan apa yang melandasinya menjadi seorang filantropi dunia pada acara The Heroes tersebut. Pada pertemuan itulah juga akhirnya terkuak sebuah rahasia besar yang selama ini Azima dan Putrinya ingin ketahui melalui pengakuan Brown.
Ternyata, pada saat kejadian runtuhnya WTC 11 Sept
ember 2001, Suami Azima, yaitu Hussain pergi menemui Brown di menara WTC dalam rangka “Agenda Tuhan”. Seraya mengeluarkan sesuatu dari koper hitamnya, Hussain memberikan Brown amplop yang berisi foto-foto anak-anak di Afganistan yang membutuhkan pertolongan, mengingat Brwon adalah seorang miliarder. Setelah diskusi yang panjang, Brown bersikeras tidak bisa membantu “Agenda Tuhan” Hussain. Lalu dia meminta Anna, sekretarisnya yang tak lain adalah istri dari Jones untuk mengantarkannya keluar dari kantornya. Apatah di kira, tiba-tiba sebuah pesawat menghantam WTC dan sontak suasana berubah panik. Hussain, Brown dan Anne berusaha menyelamatkan diri namun tiba-tiba penyakit asma Anne kambuh dan dia akhir menabrakkan diri ke arah jendela. Beruntung Anne tidak jatuh karena dibantu oleh Hussain. Akan tetapi, Anne merasa tidak mampu bertahan memegang tangan Hussain yang akhirnya Anne memaksa melepas eratan tangan Hussain dan terjatuh. Kemudian, Hussain memapah Brown menuruni tangga seraya memberikan sapu tangan kepada Brown yang sudah mulai lemah karena menghirup asap. Ketika mereka berdua tengah menuruni tangga, ada seseorang di atas mereka yang berteriak minta tolong. Hussain bersikeras untuk membantu walaupun Brown sudah mengingatkan agar bersamnya menuruni tangga. Hussain hanya menjawab, ini adalah bagian dari kewajibannya untuk membantu walaupun anak dan istrinya menunggunya di rumah seraya menitipkan sesuatu kepada Brown agar diserahkan kepada Azima suatu ketika. Pendek kata, diakhir pidatonya pada acara penganugerahannya itu dia mengatakan” The World would be better off with Islam and Islam is not a terrorist”. Sontak, pernyataannya dia menyentak para hadirin, tak ketinggalan Jones dan tetangga Azima, termasuk Azima dan putrinya yang saat itu tengah menonton acara melalui channel 5. Seketika Hanum mengajak Azima dan putrinya menuju pidato Brown untuk bertemu langsung dengannya. Allkisah, keharuan semakin menjadi takkala Brown bertemu Azima dan putrinya, seraya menyerahkan sebuah kotak kecil yang berisi cincin yang sedianya akan diserahkan Hussain kepada Azima secara langsung sebagai peringatan ulang tahun pernikahannya. Akhirnya terjawablah kegundahan Azima selama 8 tahun lebih menunggu apa maksud ucapan Hussain di saat-saat akhir sebelum dia meninggal di Gedung WTC.
Diakhir cerita, Hanum dan Rangga sukses menyelesaikan tugasnya selama di New York. Namun, dibalik itu semua, ada beberapa hal terbesar yang telah mereka lakukan adalah (i) mengembalikan kebanggan dan kewibawaan sebagai seorang Muslim di Amerika khususnya dan dunia pada umumnya, bahwa Islam bukanlah terrorist, (ii) memberikan pesan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang damai serta memberikan kedamaian, serta (iii) The world is not better off without Islam.
Beberapa pesan moral lainnya yang diriwayatkan dalam film ini adalah: (i) penyebab kekacauan di dunia ini bukan karena faktor agama, namun uang dan kekuasaan; (ii) hubungan lawan jenis tanpa ikatan yang terlalu lama menuju jenjang pernikahan karena bukan faktor tidak mampu, namun karena tidak mau melakukannya; (iii) kita baru akan merasakan arti sebuah sesuatu apapun, bila sesuatu itu sudah hilang darinya; dan (iv) harta bukanlah tujuan utama dalam menggapai kebahagiaan hidup.
Assalamualaikum, May peace be with you………………………………………………..
*Ditulis beberapa menit setelah melihat langsung Film ini, seraya merenungkan hikmah mendalam dibaliknya. Keharuan, kesedian, serta kebanggaan mengalun hening sambil menuliskan bait-bait sinopsis ini. Ternyata kedamaian itu muncul karena rasa cinta yang tulus, ikhlas, serta suci menuju Ridha Ilahi Rabbi. Teringat kata mutiara Kahlil Jibran”……pabila cinta memanggilmu…., ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkummu, ….pasrahkan serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu…”
2024018 | 813 RAI b | Tersedia | |
202301250 | 813 RAI b | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain