Text
Alam, Sains, dan Teknologi : Mengurai Tanda -Tanda Kebesaran Allah di Alam Semesta
Dalam Al-Qur’an surah Fushilat ayat 53, Allah Swt. Berfirman “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
Dari ayat di atas secara eksplisit dapat kita pahami bahwa Allah Swt. menciptakan alam semesta beserta isinya dan juga manusia sebenarnya untuk menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya. Allah ingin manusia mengenalnya. Akan tetapi, banyak manusia yang masih ingkar dan tak pernah tunduk akan kekuasaan-Nya itu. Ini semua dikarenakan karena mereka belum mengenal Allah Swt dengan iman, hati dan pikiran.
Ada dua jalan utama yang dapat kita tempuh untuk mengenal Allah Swt. Pertama, dengan memperhatikan ayat-ayat Qauliyyah yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an. Kedua, dengan memperhatikan ayat-ayat Kauniyyah yang terbentang luas di alam semesta ini, bahkan dalam diri kita sendiri.
Buku Mengenal Allah: Alam, Sains, dan Teknologi karya Tauhid Nur Azhar ini bisa menjadi referensi bacaan yang bagus untuk kita dalam memahami dan mengurai tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Dalam segenap ciptaan-Nya.
Dalam Al-Qur’an, kita mendapati banyak sekali ayat yang membicarakan tentang keesaan Allah Swt. Keagungan-Nya, kehebatan-Nya dalam penciptaan dan kelembutan-Nya. Semua itu menunjukkan bahwa Dia itu ada dan wajib diimani keberadaan-Nya. Hal ini jelas, nyata, dan terpampang di hadapan kita. Namun, ketika kita berbicara tentang ayat-ayat Kauniyyah maka sebagian besar dari kita lalai memikirkannya. Alam yang terbentang luas, lautan dan samudra yang luas, binatang-binatang yang tak terhitung jumlahnya, bahkan perangkat-perangkat yang ada dalam tubuh kita sendiri, seperti darah, DNA, dan otak merupakan bukti kemahabesaran-Nya. (hal. viii).
Ibnu Arabi mengungkapkan bahwa penciptaan alam semesta ini melalui tajalli (penampakan diri) Tuhan pada alam empiris yang serba ganda. Penampakkan diri Tuhan mengambil dua bentuk, yaitu: pertama, tajalli dzati yang terjadi secara intrinsik pada esensi Tuhan itu sendiri dalam bentuk penciptaan potensi, kedua, tajalli syuhudi, yaitu penampakkan diri secara nyata yang mengambil bentuk penampakkan diri dalam alam semesta. (hal. 3).
Dari dua esensi penampakkan Tuhan ini, manusia tidak akan mampu mengindra penampakkan tajalli dzati dengan mata lahiriah. Allah ‘Azza wa Jalla terlalu sempurna untuk itu. Mata lahiriah terlalu lemah untuk memandang Dzat Allah Swt. Kita dapat mengenal Allah Swt. Melalui tajalli syuhudi yang terwujud dalam citra alam semesta. Kehadiran Allah dapat kita lihat dalam segenap ciptaan-Nya, termasuk dalam diri kita sendiri, sebagaimana kita mengenal seorang seniman dari karya seninya.
202300223 | 297,06 AZH t | My Library (Agama) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain